JudulBuku : 360 Cerita Jenaka Nasruddin Hoja. Ulangkisah : Irwan Winardi. HAMPIR tiap etnis atau bangsa memiliki tokoh-tokoh lucu, humoris, Bahkan konyol dan sinting dengan perkataan dan perilakunya kadang-kadang menggelikan atau menjengkelkan dan tidak masuk akal serta diluar kewaiaran Namun jika direnungkan, dibalik ketidaknormalannya
Ada seorang pedagang tua meninggal dan mewariskan harta yang cukup banyak buat anak lelaki satu-satunya. Namun karena anak itu sangat gemar berfoya-foya dengan teman-temannya dalam sekejap habislah harta warisan orang-tuanya. Tentu saja kawan-kawannya mengetahui bahwa ia sudah miskin mereka meninggalkannya. Ketika ia benar-benar miskin dan sebatangkara, pergilah ia menemui Nasruddin Hoja yang dikenal bijak dan dapat menolong siapa pun yang sedang mengalami kesulitan. “Hartaku sudah habis dan kawan-kawanku semuanya telah meninggalkanku,” kata anak lelaki itu. “ Tolong ramalkan apa yang akan terjadi pada saya.” “Oh, jangan khawatir,” jawab Nasruddin Hoja “Segalanya akan beres kembali. Tunggu beberapa hari, kau akan senang dan bahagia melebihi sebelumnya.” Anak itu gembira bukan main mendengar kata-kata itu. “Jadi saya akan kembali menjadi kaya raya ?” tanyanya. “O, tidak, bukan itu maksudku. Kau salah tafsir. Maksudku ialah dalam waktu yang tak lama kau akan terbiasa menjadi orang miskin dan terbiasa pula tak mempunyai teman. Seorang filsuf dan moralis yang terkenal singgah di kota Ak Shehir tempat Nasruddin Hoja tinggal. Filsuf itu telah banyak mendengar tentang kebijaksanaan Nasruddin Hoja, ia bermaksud mengajaknya berdiskusi. Untuk itu ia mengundang Nasruddin Hoja makan di suatu restoran. Setelah memesan makanan, mereka pun berdiskusi. Tak lama kemudian pelayan datang menghidangkan dua ekor ikan bakar. Salah satu ikan bakar itu memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari ikan lainnya. Tanpa ragu-ragu Nasruddin Hoja mengambil ikan yang terbesar. Sang filsuf menggerenyitkan keningnya menatap Nasruddin Hoja dengan tatapan yang tak percaya. Kemudian Sang Filsuf mengatakan bahwa apa yang dilakukan Nasruddin adalah suatu hal yang hina dan egois dan bertentangan dengan prinsip-prinsip moral, etika dan kepercayaaan masyarakat pada umumnya. Nasruddin Hoja mendengarkan khotbah Sang Filsuf dengan sabarnya sampai Sang Filsuf kehabisan tenaga. “Kalau begitu Tuan, seharusnya apa yang akan kau lakukan ?” tanya Nasruddin Hoja kemudian. “Kalau saya, sebagai orang yang bijak. Saya tidak akan mementingkan diri sendiri dan tentunya akan mengambil ikan yang lebih kecil untuk diriku sendiri.” Kata Sang Filsuf. “Silakan kalau begitu !” kata Nasruddin Hoja singkat, sambil menyodorkan ikan yang kecil pada Sang Filsuf. Nasruddin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai, “Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, 
” Nasruddin menukas, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.” Hakim mencoba bertaktik, “Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Tuan. Kalau Anda memiliki pilihan kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?” Nasruddin menjawab seketika, “Tentu, saya memilih kekayaan.” Hakim membalas sinis, “Memalukan. Tuan adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Tuan memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?” Nasruddin balik bertanya, “Kalau pilihan Tuan sendiri?” Hakim menjawab tegas, “Tentu, saya memilih kebijaksanaan.” Dan Nasruddin menutup, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.”
TerburuBuru. Keledai Nasrudin jatuh sakit. Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya, ketakutan. Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu lari lebih kencang lagi.
BKBN Bu Ka Bali Nada Homi ki Ă© homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaioHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaioN'avisau, n'ripitiu, n'torna flauKo porta mal, kelĂĄ pa mi ka ta daTĂ­nhamos tudo para dar certo, ululuNĂŁo sabes como eu sofriN'staba mal, ma dja aceta, eitaPronta pa torna começaMama avisaba, mi mama dja flabaNha fidju, homi si ka bali nadaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi Dios ki libram, ayaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi sĂł Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaMĂĄs un bĂȘs bu fla ma ami eraBu amiga, bu amor, bu amantiEt c'est pas vraiEt c'est pas vraiÉ ka un, Ă© dĂŽs, trĂȘsBu fadja, bu mintiBu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aiĂ©Problema ki, pa bo, kelĂĄ Ă© normalPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi sĂł Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaAfinal, o papi Ă© mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouAfinal, o papi Ă© mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaAh, ah, n'ten dorAh, n'ten dorAh, ah, j'ai mal VNVN VocĂȘ NĂŁo Vale Nada Homem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiada, eiHomem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiadaHomem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiada, eiHomem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiadaTe avisei, repeti e te falei de novoPra parar de se comportar mal, que pra mim jĂĄ chegaTĂ­nhamos tudo para dar certo, realVocĂȘ nĂŁo como eu sofriEstava mal, mas jĂĄ aceitei, eitaPronta pra começar de novoMinha mĂŁe avisava, minha mĂŁe sempre falavaMinha filha, homem assim nĂŁo vale nadaVocĂȘ matava por mimHoje foi vocĂȘ que acabou me matando, Ă©Mas nĂŁo te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrou, ahVocĂȘ matava por mimHoje foi vocĂȘ que acabou me matando, Ă©Mas nĂŁo te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrou, ahVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaMais uma vez, que vocĂȘ me fala que era sĂłSua amiga, seu amor, sua amanteE isso nĂŁo Ă© verdadeIsso nĂŁo Ă© verdadeNĂŁo foi uma vez, mas duas, trĂȘsVocĂȘ vacilou, vocĂȘ mentiuVocĂȘ me fez ser a doida, vocĂȘ jurou por tudo, Ă©O problema Ă© que pra vocĂȘ isso Ă© normalVocĂȘ matava por mimHoje foi vocĂȘ que acabou me matando, Ă©Mas nĂŁo te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrouVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaNo fim, o cara Ă© mentirosoNo fim, o cara perdeu tudoNo fim, o cara manipulouManipulou manipulouNo fim, o cara Ă© mentirosoNo fim, o cara perdeu tudoNo fim, o cara manipulouManipulou manipulouVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaAh, ah, isso me dĂłiAh, isso me dĂłiAh, ah, isso me faz mal
Dalambuku Shalat Jum'at di Hari Kamis: 101 Kisah Jenaka Nasruddin Hoja karya Muhibin diceritakan, Nasrudin Hoja pernah memiliki keledai yang sangat malas dan lambat sekali kalau berjalan.. Bahkan, jarak yang hanya satu kilometer harus ditempuhnya sampai berjam-jam lamanya. Suatu hari, Nasruddin pun mengendarai keledainya yang malas itu untuk pergi ke suatu tempat.
FilterBukuSosial PolitikNovel & SastraReligi & SpiritualHobiBuku Remaja dan AnakMainan & HobiMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 75 produk untuk "nasrudin hoja" 1 - 60 dari 75UrutkanAdSang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15AdShalat Jum'at di Hari Kamis - 101 Kisah Jenaka Nasruddin SlemanArea Buku 20AdPerkembangan Tafsir Al-Quran Di Asia Tenggara - Nasruddin 6%Kab. SlemanSocial Agency 13AdProduk Terbarubuku DARMAGANDHUL KISAH KEHANCURAN JAWA DAN AJARAN2 RAHASIA buku erga online bookAdBUKU BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB RA - Abdul Syukur 2BUKU SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 3Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 2Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin Hoja - Astrid BandungBukunetbuku,360,CERITA JENAKA NASRUDIN Sidoarjotoko kolong atap KisahNasrudin Hoja: Menjemur Baju. 5/08/2010 05:36:00 AM kisah-kisah, Nasrudin Hoja No "Dasar bodoh. Pohon itu bukan tempat menjual tangga!" kata sang tetangga, marah. Nasrudin bergaya filosof. "Tangga, bisa dijual di mana saja." Mimpi Relijius Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu JAKARTA - Kisah-kisah humor Nasruddin Khodja sudah dikenal di seluruh dunia. Ia adalah seorang sufi yang menawarkan jalan kearifan yang jenaka, yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat buku Shalat Jum’at di Hari Kamis 101 Kisah Jenaka Nasruddin Hoja karya Muhibin diceritakan, Nasrudin Hoja pernah memiliki keledai yang sangat malas dan lambat sekali kalau jarak yang hanya satu kilometer harus ditempuhnya sampai berjam-jam lamanya. Suatu hari, Nasruddin pun mengendarai keledainya yang malas itu untuk pergi ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, dia pun berpapasan dengan seorang kawannya.“Hei Nasruddin, kau mau ke mana?" sapa kawannya itu. Lalu Nasruddin menjawab, “Aku mau shalat Jum’at di kampung sebelah.”Mendengar jawaban Nasruddin, kawannya pun menjadi heran, “Lho, tapi ini kan masih hari Kamis?”“Iya, aku tahu,” kata Nasruddin, “Tapi keledaiku ini amat istimewa, dia lambat sekali kalau berjalan. Aku sudah bersyukur kalau besok bisa tiba di masjid itu tepat pada waktunya.”Menurut pendapat yang masyhur, Nasruddin Hoja hidup di akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Dia lahir di desa Khortu, Sivri Hisar, Anatolia Tengah, Turki pada 776 Hijriah atau 1372 Masehi. Dia meninggal dunia di kota Ak-Shehir, Provinsi Konya pada 838 Hijriah atau 1432 Masehi dan dimakamkan di kota itu.
Bagiyang suka akan cerita-cerita humor namun bijak dari Nasrudin Hoja silahkan Baca kalau anda mengerti berarti anda cukup pintar untuk tertawa, maka jika anda merasa kurang lucu tertawalah walau terpaksa biar ga dibilang tulalit, hehehe Mukadimah Nasrudin adalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol.
Homi ki Ă© homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaioHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaioN'avisau, n'ripitiu, n'torna flauKo porta mal, kelĂĄ pa mi ka ta daTĂ­nhamos tudo para dar certo, ululuNĂŁo sabes como eu sofriN'staba mal, ma dja aceta, eitaPronta pa torna começaMama avisaba, mi mama dja flabaNha fidju, homi si ka bali nadaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi Dios ki libram, ayaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi sĂł Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaMĂĄs un bĂȘs bu fla ma ami eraBu amiga, bu amor, bu amantiEt c'est pas vraiEt c'est pas vraiÉ ka un, Ă© dĂŽs, trĂȘsBu fadja, bu mintiBu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aiĂ©Problema ki, pa bo, kelĂĄ Ă© normalPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi sĂł Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaAfinal, o papi Ă© mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouAfinal, o papi Ă© mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaAh, ah, n'ten dorAh, n'ten dorAh, ah, j'ai mal
Aku menghilangkan kunci itu di dalam rumah." Jawab Nasrudin Hoja dengan polosnya. Kecewa, dongkol, marah, merasa dikerjai. Mungkin juga orang-orang mulai mengumpat. "Kalau hilang di dalam rumah kenapa mencarinya disini?" Wajar jika orang menggerutu, karena telah menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia.
Faiz Romzi Ahmad Sastra Thursday, 22 Apr 2021, 0832 WIB Konon Nasrudin Hoja hidup di tahun 1300-an, di masa emas dinasti Saljuk. Ia adalah seorang sufi yang berasal dari desa Hortu, Turki. Namun layaknya kisah dongeng atau cerita rakyat, sumbernya memang tidak pernah jelas. Tapi, hingga sampai saat ini penduduk desa Hortu selalu merayakan festival Nasrudin Hoja antara 5 dan 10 Juli. Kita mengenal Abu Nawas, Syekh Bahlul atau bahkan Kabayan sebagai tokoh yang mahsyur di ingatan masyarakat kita karena kenjenakaannya. Nasrudin Hoja adalah tokoh popular dalam sejumlah besar kisah jenaka di seluruh dunia, terutama di Negara Negara Timur Tengah dan sekitarnya. Karakter tokoh ini unik, sebab seringkali berbalikan dengan karakter seorang sufi atau filsuf pada umumnya. Nasrudin Hoja acapkali dikisahkan sebagai orang yang kadang kadang bijaksana, kadang kadang bodoh dan kadang kadang keduanya. Ia cenderung tak logis, namun bernalar, rasional namun tak cocok akal, aneh namun normal, juga berpikiran dangkal namun sangat bijaksana sekaligus. ** Alkisah, orang orang di tempat Nasrudin tinggal suka sekali nongkrong sambil mengeluhkan kehidupannya. Mereka biasanya berkumpul di sebuah kedai kopi, lalu bergantian menceritakan hal hal buruk yang pernah menimpa di kehidupan mereka. Ada yang mengeluh kakinya sakit dan sulit sembuh, ada yang kesal karena harus memperbaiki atap rumahnya yang bocol, ada pula yang berulang ulang menceritakan kegagalannya. Suatu hari Nasrudin masuk ke warung kopi tersebut. Ia menceritakan sebuah lelucon, dan semua yang ada di sana tertawa lepas hingga berderai air mata. Beberapa menit kemudian, Nasrudin berdiri dan menceritakan kembali lelucon yang sama. Kali ini hanya beberapa orang yang tertawa, itupun tak keras. Tak lama kemudian, Nasrudin kembali berdiri dan menceritakan lelucon yang sama persis, dan tak ada seorang pun yang tertawa. Satu pria di kedai kopi itu bertanya dengan agak sedikit kesal, Hai Nasrudin. Mengapa engkau menceritakan lelucon yang sama berulang ulang? Bukankah itu membuat kami tak senang? Nasrudin tersenyum, lantas berkata, Jika kalian tak bisa tertawa pada lelucon yang diceritakan berulang kali, lantas mengapa kalian selalu mengeluhkan masalah masalah yang sama berulang ulang." *Disarikan dari Buku Sang Mullah, Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin Hoja nasrudinhoja jenaka humor sufi Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sastra Terpopuler Tulisan Terpilih AstridSavitri Ukuran : 14 x 20 cm 188 halaman ISBN : -6 Harga Oleh Uttiek M Panji Astuti, Penulis dan TravelerSaya sering menuliskan tentang dongeng pengantar tidur yang diceritakan Papi pada saya dan adik-adik sewaktu kecil dulu. Favorit saya adalah perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi saat membebaskan Al lain yang menarik adalah kecerdikan Abu Nawas dan bijaksananya Raja Harun Al-Rasyid. Saya selalu tertawa terpingkal-pingkal dengan ulahnya. Sampai sekarang pun saya masih bisa mengingat selesai bercerita tentang Abu Nawas, Papi menutupnya dengan menyanyikan syair I’tiraf. Saking menancapkan syair itu, tiap kali mendengarnya, saya selalu terlempar ke momen masa kecil dulu. Kenangan dongeng pengantar tidur itu terbawa sampai dewasa. Bahkan syair itu yang saya pilih saat melangkah ke pelaminan dengan asli Abu Nawas adalah Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Ia lahir pada 145 H 747 M di kota Ahvaz yang sekarang berada di yang bernama Hani Al-Hakam, seorang legiun militer Marwan II. Ibunya bernama Jalban. Sejak kecil Abu Nawas sudah yatim. Ia dibawa ibunya ke Bashrah untuk menuntut ulama tercatat menjadi gurunya. Di antaranya Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah, pada keduanya ia belajar sastra belajar Alqur’an pada Ya'qub Al-Hadrami. Belajar hadist pada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said Al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad heran, sekalipun disampaikan dengan gaya humor sufi, namun perkataan dan syairnya penuh menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun Al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq Al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana Sya'irul Bilad. Syair dan puisi Abu Nawas dikumpulkan dalam “Diwan Abu Nawas”. Saking masyhurnya, kitab ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diterbitkan di berbagai negara. Seperti Wina, Austria 1885, Kairo, Mesir 1860, Beirut, Lebanon 1884, India 1894.Manuskripnya saat ini masih tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, dan bisa menuturkan semua hal melalui humor satire. Bahkan tentang kematian sekalipun. Konon, sebelum meninggal ia minta keluarganya mengkafaninya dengan kain bekas yang kelak jika Malaikat Munkar dan Nakir datang ke kuburnya, Abu Nawas dapat mengatakan. "Tuhan, kedua malaikat itu tidak melihat kain kafan saya yang sudah compang-camping dan lapuk ini. Itu artinya saya penghuni kubur yang sudah lama."Orang-orang dengan mata batin yang terasah dan mampu menyampaikan hikmah melalui humor, tak hanya Abu Asia Tengah ada sosok yang bernama Nasreddin Hoja atau Nasarudin Hoja dalam pelafalan orang Indonesia. Tak kalah terkenalnya dengan Abu bijak ini lahir di Konya, Turki. Namun semasa hidupnya berkelana hingga ke Samarkand dan sempat berjumpa dengan Amir catatan para sufi disebutkan beberapa dialog Nasarudin dengan Amir Temur. Kecerdikannya mampu menundukkan hati Sang Amir, hingga ia diangkat menjadi Hoja dikenal sebagai sufi bijak yang cerdas dalam membuat lelucon, serta mengajarkan ilmu hikmah dalam memaknai satu yang terkenal adalah kebiasaanya mengendarai keledai dengan menghadap ke belakang dan cerita tentang ia dan anaknya yang menggendong keledai ke lagi yang tak kalah terkenal. Kalau di Indonesia, entah mengapa kata bahlul dilekatkan dengan kata bodoh. Padahal dalam bahasa Arab tidak dikenal kata sejatinya adalah nama orang sederhana yang bijak. Semacam Kabayan kalau dalam karakter cerita lokal. Ia menyampaikan nasihat dengan gaya humor ala Abu Nawas, namun sarat menyampaikan kebenaran melalui humor adalah salah satu bentuk kecerdasan. Tidak semua orang bisa melakukannya. Sayangnya, yang sekarang banyak disaksikan adalah para pemimpin yang terlihat lucu, padahal tidak bermaksud tetiba saya teringat syair indah ini. Ilahi lastu lil firdausi ahla, wa la aqwa 'ala naril jahimi, wa habli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghofirudz dzambil 'adhimi

kata bijak nasrudin hoja
NasruddinHoja juga pernah mendapatkan nyinyiran dari orang sekitarnya. Ia punya cara untuk mengatasi itu. Suatu ketika Nasruddin dan anaknya pergi ke pasar. Belum jauh bapak dan anak ini meninggalkan rumahnya menuju pasar, bertemulah mereka dengan beberapa orang. Dimana orang-orang itu berkata sambil mencibir "hai teman-teman, lihatlah bapak Dream- Nasrudin Hoja merupakan sosok cerdik dan jenaka dalam literatur Islam. Dia kerap berlaku dan berkata konyol namun penuh hikmah. 190 Kata-Kata Bijak Tentang Kesabaran, Buat Hati Lebih Tenang. Suatu hari, Nasrudin terlibat perbincangan dengan hakim. Si hakim adalah seorang cendekiawan namun berpikir hanya dalam satu sisi saja. .
  • a2ovpaz63o.pages.dev/569
  • a2ovpaz63o.pages.dev/377
  • a2ovpaz63o.pages.dev/435
  • a2ovpaz63o.pages.dev/676
  • a2ovpaz63o.pages.dev/972
  • a2ovpaz63o.pages.dev/552
  • a2ovpaz63o.pages.dev/796
  • a2ovpaz63o.pages.dev/423
  • a2ovpaz63o.pages.dev/584
  • a2ovpaz63o.pages.dev/427
  • a2ovpaz63o.pages.dev/297
  • a2ovpaz63o.pages.dev/343
  • a2ovpaz63o.pages.dev/759
  • a2ovpaz63o.pages.dev/366
  • a2ovpaz63o.pages.dev/588
  • kata bijak nasrudin hoja