Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah "ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT" dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi "GAGAL NAFAS" dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada sedikit hambatan. 100% found this document useful 1 vote1K views17 pagesDescriptionAskep Gawat Darurat Sistem PernapasanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote1K views17 pagesAskep Gawat Darurat Sistem PernapasanJump to Page You are on page 1of 17 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 15 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
LAPORANPENDAHULUAN TRAUMA DADA - Hallo sahabat askep, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA DADA , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Keperawatan, Artikel KMB 1, Artikel Laporan Pendahuluan, Artikel Laporan Pendahuluan Sistem Pernafasan, yang kami tulis ini

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN SESAK NAFAS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMENUHAN O2 DIRUANG DAHLIA I RSU KOTA SIBOLGA Nama pasien Umur 62 Tahun Jenis Kelamin Laki-laki Tgl masuk Rs 7 November 2017 Diagnosa MedisSesak Nafas + dipsnea No Rekam Medis Fokus Data SubjektifPasien mengalami sesak nafas dan dipsnea Data Objektif-TD160/100 mmHg -HR86 x/i -RR28 x/i - T 37 °C Pemeriksaan Diagnostik-Radiologi Foto thorax -Cek labDarah rutin Urine rutin Terapi yang diberikan-Obat kortikostiroid -Aminofilin DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Penurunan curah jantung b/d perubahan perfusi jaringan yang ditandai dengan sesak nafas 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d gas darah abnormal ditandai dengan batuk efektif 3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gelisah batuk tidak efektif ditandai dengan napas caping hidung 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Gas darah yang tidak normal ditandai dengan batuk. C. INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL 1. Pantau TTV, beri obat, beri O2, atur posisi semifoculer kolaborasi dengan dokter 2. Kita lakukan tindakan suction/ bersihkan secret 3. Melakukan pemberian O2 4. Rencanakan perawatan pasien yang menggunakan ventilator 5. Melakukan teknik nafas dalam D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No DK 1. PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI - memantau TTV -memberi obat -memberi O2 -mengatur posisi semifoculer -berkolaborasi dengan dokter S os mengatakan sesak nafas dan sakit kepala dibelakang O TD 160/100 HR 86/i RR 28/i T 37°C A Penurunan curah jantung B pertahankan curah jantung RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN VERTIGO+DYSPEPSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG DAHLIA I RSU .TOBING KOTA SIBOLGA Nama pasien Umur 63 Tahun Jenis Kelamin Laki-laki Tgl masuk 9 November 2017 Diagnosa Medis Vertigi+Dyspepsia No rekam medis FOKUS Data SubyektifPasien mengatakan kepalanya pusing berputar Data objektif SensCompos Mentis Skala nyeri3 TD130/80 mmHg HR80x/i RR20x/i T35,2°C Pemeriksaan Diagnostik Terapi Yang Diberikan-Nacl 0,9% -Betahistin -Flunarizine -Domperidone DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan perfusi jaringan serebral yang b/d edema serebral sekunder yang ditandai dengan infeksi intrakranial. 2. Ketidakseimbangan nuttrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia 3. Intoleransi aktivitas b/d tirah baring ditandai dengan lemas KEPERAWATAN/RASIONAL 1. Pantau TTV ,Beri obat 2,Beri posisi Hand up 30° 2. Kaji status nutrisi 3. Timbang berat badan tiap hari 4. Ajarkan makan ttiap hari tapi sering 5. Kaji tingkat intoleransi aaktivitas 6. Berikan lingkungan yang tenang DAN EVALUASI NO PUKUL 1. IMPLEMENTASI -Mengkaji tingkat skala nyeri EVALUASI SPaien dapat melakukan aktivitas secara mandiri OPasien tampak lemas AMasalah teratasi PIntervensi dihentikan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN OTHER SCHIZOPHRENIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTTUHAN RASA NYAMAN DIRUANG DAHLIAA I RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur 53 Tahun Jenis Kelamin Perempuan Tgl masuk Rs 10 November 2017 Diagnosa Medis Other Schizoprenia No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif 1. Pasien mengatakan tidak bisa tidur selama 3 hari 2. Pasien mengatakan sakit kepala,mencret+ 1x1 /hari 3. Pasien mengatakan kalau posisi tidur pasien tersebu sesak nafas 4. Pasien mengalami batuk berdahak Data Objektif SensSamnolen GCSeye3 verb5 motorik6 HR72x/i RR24x/i T 37,3°C Pemeriksaan Diagnostik -LaboratoriumUrine rutin Darah rutin Terapi Yang Diberikan lactate -Amprazolam -Ambroxol -Domperidone -Clozapim -Kalxetin 20 mg DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan istirahat tidur b/d koping individu tidak efektif KEPERAWATAN/RASIONAL TTV,Ciptakan suasana hening,Batasi pengunjung DAN EVALUASI NO PUKUL 1. IMPLEMENTASI -Memantau TTV -Menciptakan kondisi hening -Membatasi pengunjung EVALUASI SPasien mengatakan tidak bis tidur ± 3 hari OSensSamnolen TD120/80 mmHg HR72x/i RR24x/i T 37,3°C AGangguan istirahat idur PIstirahat tidur dapat dimulai dimalam hari RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN ISPA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMBERIAN 02 DIRUANG DAHLIA I RSU SIBOLGA Nama pasien Umur 34 Tahun Jenis Kelamin Perempuan Tgl masuk Rs 11 November 2017 Diagnosa Medis ISPA,Typhoid Feriver,Anemia No Rekam Medis FOKUS Data SubjektifPasien mengatakan kepalannya pusing Data Objektif SensCompos Mentis TD100/60 mmHg HR88x/i RR20X/I T37,5°C Pemeriksaan Diagnostik - LaboratoriumHb/Leu/Pu10,2/6500+297000 - Tuber x Terapi Yang Diberikan-Bedrest -PCT -Ivfd Nacl 0,9% -Cetrizin -Ambroxol -Domperidon -Inj Cifraloxacim DIAGNOSA KEPERAWATAN suhu tubuh b/d proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh 37,5°C nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia akut b/d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil tinggi penularan infeksi b/d tidak kuatnya pertahanan sekunderadanya infeksi penekanan imun. KEPERAWATAN /RASIONAL TTV minum banyak air putih obat antipiretik sesuai dengan instruksi dokter pasien untuk kompres hangat pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis pasien untuk istirahat ditempat tidur selama faase febris DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 1800 IMPLEMENTASI tanda tanda vital banyak minum obat obat antipiretik pasien untuk kompres hangat pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis pasien untuk istirahat dan tidur EVALUASI SPasien mengatakan badannya demam OSenscompos mentis TD100/60 mmHg HR88x/i RR20x/i T37,5°C APeningkatan tubuh suhu PSuhu tubuh normal RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN PARATYPHOID LEVEL A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG MAWAR RSU SIBOLGA Nama Pasien An M Umur 9 Tahun Jenis Kelamin Perempuan Tgl masuk Rs 13/11/2017 Diagnosa Medis Paratyphoid level A No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif mengatakan demam 4 hari sebelum masuk Rs merasa mual Data ObjektifSenscompos mentis -BB31Kg -Tinggi131 Cm -TD110/20 mmHg -HR100x/i -RR24x/i -T36,5°C Pemeriksaan DiagnostikLaboratorium Rutin Terapi Yang Diberikan Lactate Ranitidin Tablet DIAGNOSA KEPERAWATAN volume cairan b/d kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh ditandai dengan dehidrasi b/d proses infeksi ditandai dengan kejang KEPERAWATAN/RASIONAL tanda dehidrasi minum per oral sesuai intoleransi pemberian infus sesuai order semua cairan keluar muntah,urine minum banyak tanda tanda infeksi suhu lingkungan yang nyaman pada pasien TTV dingin yang tinggi aliran darahnya cairan sesuai instruksi dokter antipiretik DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 1800 IMPLEMENTASI TTV minum banyak pemberian cairan infus semua cairan yang keluar antipiretik tanda dehidrasi minum per oral sesuai intoleransi kompres dingin yang tinggi aliran darahnya EVALUASI SIbu pasien anaknya demam mengatakan OK/u Lemah Kescompos mentis Demam AMasalah belum teratasi PIntervensi Dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN APENDICITIS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DIRUANG MAWAR RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur 14 Tahun Jenis Kelamin Perempuaan Tgl masuk Rs 13/11/2017 Diagnosa Medis Apendicitis Akut No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif -Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah Data ObjektifSenscompos mentis TD120/80mmHg HR100x/i RR20x/i T36,5°C Pemeriksaan Diagnostik-LaboratoriumDarah rutin Terapi Yang DiberikanRencana Apendictomi Puasa DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 .Gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi pembedahan ditandai dengan nyeri perut kanan bawah 2 .Potensial terjadi infeksi dengan invasi kuman ditandai dengan pada luka operasi KEPERAWATAN/RASIONAL 1 .Beri penjelasan pada pasien tentang sebab dan akibat nyeri 2 .Anjurkan teknik relaksasi dan destraksi 3 .Bantu pasien menentukan posisi yang nyaman pada pasien 4 .Rawat luka secara teratur dan aseptik 5 .Kaji skala nyeri 6 .Beri obat sesuai instruksi dokter 7 .Beri penjelsan pada pasien tentang pentingnya perawatan luka 8 .Jaga luka agar tetap bersih dan kering 9 .Jaga kesehatan pasien dan lingkungan 10 .Observasi tanda –tanda vital 11 .Kolaborasi dengan dokter untuk antibiotik yang sesuai DAN EVALUASI NO PUKUL 1 1100 IMPLEMENTASI penjelasan tentang sebab dan akibat nyeri pasien menentukan posisi yang nyaman teknik relaksasi luka secara teratur skala nyeri obat sesuai intruksi dokter luka agar tetap bersih kesehatan pasien tanda tanda vital EVALUASI SPasien mengatakan nyeri sebelah kanan baawah OK/u Lemah Skala nyeri2-3 AMasalah belum teratasi PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN VERTIGO DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG MAWAR RSU .TOBING SIBOLGA Nama Pasien Umur13 Tahun Jenis KelaminPerempuan Tgl masuk Rs15/11/17 Diagnosa MedisVertigo No Rekam Medis FOKUS Data subjektifIbu pasien mengatakan anaknya pusing Data ObjektifT37°C HR100x/i RR24x/i Skala nyeri2-3 K/u lemah Pemeriksaan DiagnostikLabA/L/T/11,3/7,5/353 Terapi Yang DiberikanIVFD 41 20 gtt Vastigo Ranitidin Neuradex Ambroxol DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 .Nyeri b/d stress dan ketegangan ,iritasi,tekanan saraf ,vasopressor,peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misalPerubahan posisi ,perubahan pola tidur gelisah 2 .Koping individu tidak efektif b/d ketidak adekuatan relaksasi,metode koping tidakefektif,kelebihan beban kerja . KEPERAWATAN/RASIONAL 1 .Pantau tanda tandaa vital 2 .Intensitas /skala nyeri 3 .Anjurkan pasien untuk istirahat ditempat tidur 4 .Anjurkan teknik relaksasi dan nafas dalam 5 .Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum 6 .Sarankan pasien untuk mengekspresikan perasaannya 7 .Berikan informasi mengenai sakit kepala,penenangan dan hasil yang diharapkan DAN EVALUASI NO PUKUL 1 1800 IMPLEMENTASI tanda tanda vital pasien untuk istirahat teknik relaksasi kapasitas fisiologis informasi mengenai penyebab sakit kepala EVALUASI SIbu pasien mengeluh ssakit kepala OSkala nyeri2-3 AGangguan nyeri rasa nyaman PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG MAWAR RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur3 Tahun Jenis KelaminPerempuan Tgl masuk Rs16/11/17 Diagnosa MedisFollow Up examination after other conditions No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif -Ibu pasien mengatakan anaknya demam naik turun+,Perut mulas,tidak BAB ± 2 hari ,batuk berkali-kali Data ObjektifKescompos mentis HR100x/i RR28x/i T38,5°C Pemeriksaan Diagnostik Terapi Yang Diberikan- Infus RL 10 gttt -Paracetamol -Inj ceftriaxone -Diazepam -Microlsc pediatrik -Oralit DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh 38,5°C KEPERAWATAN /RASIONAL tanda-tanda vital obat sesuai intruksi dokter minum air hangat yang banyak demam kompres dengan air hangat DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 1100 IMPLEMENTASI tanda tanda vital obat sesuai instruksi dokter minum air hangat yang banyak kompres air hangat EVALUASI SIbu pasien mengatakaan anaknya demam naik turn OK/u Lemah AMasalah belum teratasi PIntervensi Dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN OBS FEBRIS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG MAWAR RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur3 Tahun Jenis KelaminLaki-laki Tgl Masuk Rs18/11/17 Diagnosa MedisObs Febris ec typhoid No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif-pasien mengatakan badannya demam Data ObjektifKescompos mentis Berat Badan13,3 Kg Pemeriksaan DiagnostikHemoglobin11-1 Leukosit Terapi Yang DiberikanInfus RL Paracetamol Oralit DIAGNOSA KEPERAWATAN suhu tubuh b/d proses infeksi ditandai dengan demam KEPERAWATAN /RASIONAL kompres hangat pada pasien obat sesuai instruksi dokter minum air hangat yang banyak DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 2100 IMPLEMENTASI kompres hangat sesuai advice dokter tanda tanda vital minum air hangat yang banyak EVALUASI SIbu paasien mengatakan anaknya demam OK/U Lemah Demam AMasalah belum teratasi PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA EC DM TIPE 2 +HIPERTENSI DENGAN GANGGUAAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DIRUANG DAHLIA II RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur63 Tahun Jenis KelminPerempuan Tgl masuk Rs10/11/17 DiagnosaMedisHipoglikemia ec DM tipe 2+Hipertensi No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif-Pasien mengatakan demam -Pasien mengatakan sakit kepala Data ObjektifSenscompos mentis TD180/100 mmHg HR104 x/i RR24x/i T36,5°C Pemeriksaan DiagnostikLabHb/Leu/Pu11,2/10300/ Asam Urat 10,5 Ur/ur52/1,69 Na /u/cl KGDdr 523/35/2,8/91,75 EKGSinus takikardi,q/s rate 100x/i,Tinverted V2 V3 V4 V5 Terapi Yang Diberikan-IVFDNacl 0,9% -Allopirol -Simuasta -Antasida Catopril -Amlodipine -ISDN -Spironalasem -Ranitidin -Novomix -Ondamperon -KSR DIAGNOSA KEPERAWATAN rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan intravaskuler penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload vasokontriksi,iskemia miokard,hipertropi ventricular KEPERAWATAN/RASIONAL TTV aktivitas pemberian obat tirah baring merokok tindakan yang menyenangkan keberadan,kualitas denyutan sentral dan feriper warna kulit edema umum melakukan perawatan diri tindakan yang nyaman teknik relaksasi respon terhadap obat pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 1100 IMPLEMENTASI tanda tanda vital aktivitas pemberian obat tirah baring warna kulit edema kulit melakukan aktivitas perawatan diri tindakan yang nyaman pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi EVALUASI SPasien mengatakan kepalanya pusing OT36 AMasalah teratasi keperawatan PIntervensi dihentikan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN DYSPEPSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG DAHLIA II RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur45 Tahun Jenis KelaminLaki-laki Tgl masuk Rs10/11/17 Diagnosa MedisDyspepsia No Rekam Medis FOKUS Data SubjektifPasien mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mual Data ObjektifTD120/80mmHg HR82x/i RR20x/i T37,5°C Skala nyeri2 Kescompos mentis Pemeriksaan DiagnostikElektrokardiografiNormal Terapi Yang Diberikan-Diet MB -IVFD RL 30gtt/i -Ranitidin -Domperidon -Ranifil -Doxicilin -Bicnat -Hymin -Sicframin DIAGNOSA KEPERAWATAN rasa nyaman nyeri b/d rasa ingin mual yang ditandai pada perut bagian bawah kurang dari kebutuhan b/d rasa tidak enak seelah makan d/d anoreksia keseimbangan elektrolit b/d adanya mual ,muntah d/d kelemahan KEPERAWATAN /RASIONAL tanda-tanda vital skala nyeri pemberian obat makan tapi sering intake dan output secara periodik adanya anoreksia .mual,muntah cairan paling sedikit 2500ml/hari nadi kulit dan membran mukosa DAN EVALUASI NO PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI 1. tanda tanda vital skala nyeri pemberian obat makan sering tapi sedikit intake dan output adanya anoreksia cairan paling sedikit 2500 ml/hari nadi perifer SPasien mengatakan nyeri perut kanan bawah + 1800 OSkala nyeri2 T36,5°C AMasalah belum teratasi PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN OBS FEBRIS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG DAHLIA II RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur44 Tahun Jenis KelaminLaki-laki Tgl masuk RsObs Febris Diagnosa MedisObs Febris No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif-Pasien mengatakan demam -Pasien mengatakan nyeri seluruh badan Data ObjektifSenscompos mentis Anemia-/-,Interi-/- TD130/80mmHg Spsesuai HR96x/i sr- RR24x/i Soepel,M/L/R/ T37°C Pemeriksaan DiagnostikHb/Leu/PCT9,6 18600/ Malaria + pusmo dalam KGDAdr89 Terapi Yang Diberikan bedrest - Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam Diet MII - suldox IFD RI - Rencana konsul THT - Kina B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi d/d suhu tubuh 37°C C. INTERVENSI KEPERAWATAN/ RASIONAL 1. Pantau TTV Pantau skala nyeri 2. Pantau suhu tubuh Kolaborasi pemberian obat D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No Pukul DK 1. IMPLEMENTASI EVALUASI - Memantau TTV - Memantau skala nyeri - Memantau suhu tubuh - mengkolaborasi pemberian obat S O T 37,8°C Skala nyeri 3 pasien mengatakan demam dan nyeri seluruh badan + A masalah belum teratasi B intervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN ANEMIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN O2 DI RUANG DAHLIA II RSU TOBING SIBOLGA Nama pasien NN I Umur 44 tahun Jenis kelamin perempuan Tanggal masuk RS 23/11/17 Diagnosa medis Acute exacirbation of asma bronchial, anemiaex de fe No Rekam Medis A. DATA FOKUS Data subjektif pasien mengatakan sesak nafas, hal ini sesak 7 hari ini, batuk berdahak + sejak 1 minggu ini, demam +, riwayat nafas berbunyi +, maka pucat +, riwayat pendarahan spontan seperti mimisan, gusi berdarah -, BAB hitam, mudah capek , riwayat asma. Data objektif sensorik compos mentis TD 140/80mmhg RR 30 kali / i T 38,2 °C Pemerikasaan diagnostik HB/ leu/pu 615/13600/394600. KGD ADR 110 g/DL Terapi yang diberikan Transfusi darah 3 bungkus -betdrest -O2 2 kali nasalcanul -IVFD NaCl 0,9 % qtt/i - inj. Ceftriaxone - inj. Ranitidin - nebule penisilin - nebul flixonde - ambroxol - paracetamol B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret 2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh 38,2°C C. INTERVENSI KEPERAWATAN/ RASIONAL 1. Pantau TTV 2. Beri posisi semi fowler 3. Beri O2 4. Pantau skala nyeri 5. Rencana Transfusi 6. Kolaborasi pemberian obat 7. Pantau suhu tubuh 8. Pantau pemberian cairan DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 1800 IMPLEMENTASI 1. Memantau tanda tanda vital 2. Memberi posisi semi fowler 3. Memberi o2 4. Memantau skala nyeri 5. Merencanakan transfusi 6. Mengkolaborasi pemberian obat 7. Memantau suhu tubuh 8. Memantau pemberian cairan EVALUASI SPasien mengatakan sesak nafas+,Nyeri dada+,muka pucat naik turun. OT36,4°C Skala nyeri 3 AMasalah belum tertasi PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN COIC RENAL DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CIRAN DIRUANG DAHLIA II RSU SIBOLGA Nama PasienTn .W Umur40 Tahun Jenis KelaminLaki-laki Tgl masuk Rs24/11/17 Diagnosa MedisColic Renal No Rekam Medis FOKUS Data SubjektifPasien mengatakan susah buang air kecil Riwayat penyakit sekarang Hal ini dialami selama ± 3 jam SMRS ,pasien merasakan susah BAK,nyeri didaerah selangkang-,Nyeri dibagian perut samping sebelah kanan belakang+,Nyeri bersifat Data ObjektifSenscompos mentis KepalaNormal TD110/70mmHg MataAnemia ,iktaka ,pupil isokor HR84x/i ThoraxSimetris RR24x/i Abdomensoccal,peristaltik T36,5°C Genetalia Laki-laki Pemeriksaan DiagnostikLabDarah rutin Hb/Leu/Pu/14,1/ Ur/u18/1,09 Terapi Yang Diberikan-Bedrest -Diet MII -IVFD RL -Bicnat -Inj Ranitidin -Inj ketorolac -Inf Cifrolaxim -Paracetamol DIAGNOSA KEPERAWATAN rasa nyaman nyeri b/d susah BAK yang ditandai dengan sakit pinggang KEPERAWATAN/RASIONAL 1. Pantau tanda tanda vital 2. Pantau skala nyeri 3. Kolaborasi pemberian obat DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 0700 IMPLEMENTASI 1. Memantau tanda tanda vital 2. Memantau skal nyeri 3. Mengkolaborasi pemberian obat EVALUAASSI SPasien mengatakan pinggang nyeri OT36,5°C Skala nyeri3 AMasalah keperawatan belum teratasi PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN DEMAM TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DIRUANG DAHLIA II RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur40 Tahun Jenis KelaminLaki-laki Tgl masuk Rs25/11/17 Diagnosa MedisDemam Typhoid No Rekam Mediss FOKUS Data SubjektifPasien mengatakan nyeri kepala Riwayat penyakit sekarangHal ini dialami sejak 1 minggu ini,menggigil,demam,dialami ± 2 minggu ini,nyeri kepala bersifat hilang timbul,demam+ hilang timbul,mual+,muntah+ frekuensi makanan yang dimakan,batuk- ,Bak+,BABmencret konsistensi air sama dengan sudah berobat kerumah puskesmas,tapi tidak ada perubahan. Data ObjektifSenscompos mentis KepalaNormal TD110/70mmHg MataAnemi-,iktaka HR84x/i ThoraxSimetris RR22x/i AbdomenSoepel,peristaltik T37,8°C Gentalia Laki-laki tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan DiagnostikHb/Leu/Plt14,1/9200 Tubex test±4 Terapi Yang Diberikan-Bedrest -Domperidon -Diet MII -Ciprolaxim -IVFD RL 20 gtt/i -Inj Ciprotaxim -Inj ketorolac -Paracetamol -Inj Ranitidin DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh 37,8°C 2. Resiko kurangnya volume cairan b/dd kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh KEPERAWATAN/RASIONAL 1. Pantau tanda tanda vital 2. Pantau suhu tubuh 3. Kaji skala nyeri 4. Kolaboraasi pemberian obat 5. Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat 6. Pemeliharaan pemberian cairan parenteral 7. Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan 8. Observasi dan catat berat badan 9. Monitor pemberian cairan 10. Mengurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat 11. Beri obat antibiotik sesuai program DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 2100 IMPLEMENTASI 1. Memantau tanda tanda vital 2. Memantau suhu tubuh 3. Mengkaji skala nyeri 4. Kolaborasi pemberian obat 5. Menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap 6. Memonitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan 7. Memonitor pemberian cairan 8. Mengurangi kehilangan cairan yang terlihat 9. Memberi obat antibiotik EVALUASI SPasien mengatakan demam OT37,8°C AMasalah belum teratasi PIntervensi dilanjutkan RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DIRUANG ICU RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur52 Tahun Jenis KelaminPerempuan Tgl masuk Rs24/11/17 Diagnosa MedisStroke Hemoragik No Rekam Medis17/34/56 FOKUS Data Subjektif-Penurunan Kesadaran -Kejang pada saat istirahat -Riwayat Darah Tinggi Data ObjektifSensSamnolen TD147/81 mmHg HR91x/i RR22x/i SPO294 T38,1°C Pemeriksaan DiagnostikLaboratoriumDarahtidak normal Terapi Yang Diberikan-Infus Rl 0,9% - Aspilet -Inj ceftriaxone -Ondansartan -Inj gentamicine -Syrup mucopat -Nebule Ventoline -Rethopyl -Paracetamol -Spironobetone DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d terputusnya aliran darah penyakit oklusi perdarahan,spasme pembuluh darah serebral,edema serebral 2. Ketidakmampuan mobilitas fisik b/d kelemahan neuromuscular,ketidakmampuan dalam persepsi kognitif KEPERAWATAN /RASIONAL 1. Monitor dan catat status neurologis secara teratut 2. Pantau tanda tanda vital 3. Pertahankan tirah baring 4. Beri lingkungan yang tenang 5. Ubah posisi tiap jam 6. Mulai latihan aktif/pasif rentang gerak sendi pada semua ekstremitas 7. Evaluasi pemberian alat bantu pengatur posisi 8. Bantu meningkatkan keseimbangan duduk DAN EVALUASI NO PUKUL 1. 2300 IMPLEMENTASI 1. Memonitor dan mencatat status neurologis 2. Memantau ttv 3. Mempertahankan tirah baring 4. Memberikan lingkungan yang tenang 5. Mengubah posisi tiap jam 6. Memulai latihan aktif/pasif rentang gerak sendi 7. Mengevaluasi gerak sendi 8. Membantu meningkatkan geraak sendi EVALUASI SPasien mengalami penurunan kesadaran OSensSamnolen TD147/81mmHg HR91x/i RR22x/i SPO294 T38,1°C AGangguan mobilitas fisik PMasalah belum teratasi RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN DERMATITIS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN \DIRUANG ICU RSU SIBOLGA Nama Pasien Umur36 Tahun Jenis KelaminPerempuan Tgl masuk Rs28/11/17 Diagnosa MedisDermatitis No Rekam Medis FOKUS Data Subjektif-Pasien meracau -Seluruh badan memerah Data ObjektifSensApatis -TD110/70 mmHg -HR88x/i -RR24x/i -T37°C Pemeriksaan DiagnostikLab Hb8,9 Leu PLT Na149 K36 Cl109,0 Terapi Yang Diberikan-Bedrest -Paracetamol -O2 l/i -Pasang Ngt/Kateer -KGD stick -Infus Rl -Inj methylprednison -Inj Ranitidin DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan integumen kulit b/d proses alergi ditandai dengan seluruh badan memerah KEPERAWATAN /RASIONAL ttv Uop O2 skala nyeri DAN EVALUASI NO 1. PUKUL 2300 IMPLEMENTASI EVALUASI ttv S Uop O2 skala OSensApatis nyeri TD110/70mmHg HR88x/i RR24x/i T37°C AMasalah Belum Teratasi PIntervensi dilanjutkan

Definisi Gagal jantung (heart failure) adalah keadaan kegagalan jantung dalam memompakan darah untuk memenuhi keperluan metabolisme jaringan badan, dimana kompensasi mekanisme jantung telah dipergunakan atau daya cadangan kerja jantung (cardiak reserve) telah terpakai. ( Soeparman, 1994 : 197) Gagal jantung, sering di sebut gagal jantung GAGAL GINJAL KRONIS CHRONIC KIDNEY DESEASE A. PENDAHULUAN Ada beberapa definisi yang dikemukakan para ahli tentang Gagal Ginjal Kronis atau Cronik Kidney Desease antara lain 1. Gagal Ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul uremia retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah KMB, Vol 2 2. Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. Suyono, et al, 2001 3. Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. Smeltzer & Bare, 2001 B. ETIOLOGI Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain 1. Infeksi pielonefritis kronis, glomerulonefritis 2. Penyakit vaskuler hipertensif sepetri nefrosklerosis benigna, nefroskleroris maligna, stenosis arteri renalis. 3. Penyakit kongenital dan herediter penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal 4. Penyakit metabolik DM, gout, hiperparatiroidisme 5. Nefropati toksik 6. Nefropati obstruktif penyalahgunaan analgesic, kalkuli, neoplasma, hipertropi prostate dan striktur uretraPrice & Wilson, 1994 dan Musliha, 2010 1 C. PATOFISIOLOGI 1. Sudut pandang Tradisional, mengatakan bahwa semua unit nefron telah terserang panyakit namun dalam stadium yang berbeda-beda dan bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tentu saja dapat benar-benar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi organik pada medulla akan merusak susunan anatomik dari lengkung henle. 2. Pendekatan Hipotesis Bricker atau hipotesis nefron yang utuh, berpendapat bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur, namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal. Uremia akan timbul bila jumlah nefron yang sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi. Adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal, terjadi peningkatan percepatan filtrasi, beban solute dan reabsorbsi tubulus dalam setiap nefron yang terdapat dalam ginjal turun dibawah normal. Mekanisme adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang rendah. Namun akhirnya kalau 75 % massa nefron telah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban solute bagi setiap nefron sedemikian tinggi sehingga keseimbangan glomerolus-tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Fleksibilitas baik pada proses eskresi maupun konsentrasi solute dan air menjadi berkurang. Musliha, 2010 Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFRGlomerular Filtration Rate yang tersisa dan mencakup a. Penurunan cadangan ginjal; Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal penurunan fungsi ginjal, tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi 2 b. Insufisiensi ginjal; Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medis c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir; Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal. Corwin, 1994 D. MANIFESTASI KLINIK 1. Kardiovaskuler - Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis - Pitting edema kaki, tangan, sacrum - Edema periorbital - Friction rub pericardial - Pembesaran vena leher 2. Dermatologi - Warna kulit abu-abu mengkilat - Kulit kering bersisik - Pruritus - Ekimosis - Kuku tipis dan rapuh - Rambut tipis dan kasar 3. Pulmoner - Krekels - Sputum kental dan liat 3 - Nafas dangkal - Pernafasan kussmaul 4. Gastrointestinal - Anoreksia, mual, muntah, cegukan - Nafas berbau ammonia - Ulserasi dan perdarahan mulut - Konstipasi dan diare - Perdarahan saluran cerna 5. Neurologi - Tidak mampu konsentrasi - Kelemahan dan keletihan - Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran - Disorientasi - Kejang - Rasa panas pada telapak kaki - Perubahan perilaku 6. Muskuloskeletal - Kram otot - Kekuatan otot hilang - Kelemahan pada tungkai - Fraktur tulang - Foot drop 7. Reproduktif - Amenore - Atrofi testekuler E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Laboratorium - Laboratorium darah BUN, Kreatinin, elektrolit Na, K, Ca, Phospat, Hematologi Hb, trombosit, Ht, Leukosit, protein, antibody kehilangan protein dan immunoglobulin 4 - Pemeriksaan Urin Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT 2. Pemeriksaan EKG Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit hiperkalemi, hipokalsemia 3. Pemeriksaan USG Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate 4. Pemeriksaan Radiologi Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen 5. Identifikasi perjalanan penyakit Progresifitas penurunan fungsi ginjal, ureum kreatinin, Clearence Creatinin test CCT 140 – Umur x BB kg CCT = 72 x Kreatinin serum F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi 1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat. 2. Obat-obatan diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila terjadi anemia. 3. Dialisis 4. Transplantasi ginjal Reeves, Roux, Lockhart, 2001 G. KOMPLIKASI Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain 1. Hiperkalemia 5 2. Perikarditis 3. Hipertensi 4. Anemia 5. Penyakit tulang Smeltzer & Bare, 2001 H. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang berkompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah secara bertahap maupun mendadak. Asuhan keperawatan di ruang gawat darurat seringkali dipengaruhi oleh karakteristik ruang gawat darurat itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan asuhan keperawatan spesifik yang sesuai dengan keadaan ruangan. Karakteristik unik dari ruangan gawat darurat yang dapat mempengaruhi sistem asuhan keperawatan antara lain 1. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat. 2. Keterbatasan sumber daya dan waktu. 3. Pengkajian, diagnosis dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia, seringkali dengan data dasar yang sangat terbatas. 4. Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi. 5. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat. Berdasarkan kondisi di atas, prinsip umum asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat di ruang gawat darurat meliputi 1. Penjaminan keselamatan diri perawat dan klien yang terjaga perawat harus menerapkan prinsip Universal Precaution dan mencegah penyebab infeksi. 2. Perawat bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triase, menentukan diagnosa keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan. 6 3. Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan untuk mengatasi masalah biologi dan psikososial klien. 4. Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga diberikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama klien-perawat. 5. Sistem monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan. 6. Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah dan cepat. 7. Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu dijaga. Berikut penjabaran proses keperawatan yang merupakan panduan Asuhan Keperawatan di ruangan gawat darurat dengan contoh proses keperawatan klien gawat darurat. I. PENGKAJIAN a. Standar Perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik dan psikososial di awal dan secara berkelanjutan untuk mengetahui masalah keperawatan klien dalam lingkup kegawatdaruratan. b. Keluaran Adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi untuk setiap klien gawat darurat. c. Proses Pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi masalah keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian terbagi dua 1. Pengkajian Primer primary survey Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah aktual/potensial dari kondisi life threatning berdampak terhadap kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup. Pengkajian tetap berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal tersebut memungkinkan. Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan A = Airway dengan kontrol servikal Kaji - Bersihan jalan nafas 7 - Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas - Distress pernafasan - Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring B = Breathing dan ventilasi Kaji - Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada - Suara pernafasan melalui hidung atau mulut - Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas C = Circulation Kaji - Denyut nadi karotis - Tekanan darah - Warna kulit, kelembaban kulit - Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal D = Disability Kaji - Tingkat kesadaran - Gerakan ekstremitas - GCS atau pada anak tentukan respon A = alert, V = verbal, P = pain/respon nyeri, U = unresponsive. - Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya. E = Eksposure Kaji - Tanda-tanda trauma yang ada. 2. Pengkajian Sekunder secondary survey Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah ABC yang ditemukan pada pengkajian primer diatasi. Pengkajian sekunder meliputi pengkajian obyektif dan subyektif dari riwayat keperawatan riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, riwayat keluarga dan pengkajian dari kepala sampai kaki. a. Pengkajian Riwayat Penyakit 8 Komponen yang perlu dikaji - Keluhan utama dan alasan pasien datang ke rumah sakit - Lamanya waktu kejadian samapai dengan dibawa ke rumah sakit - Tipe cedera, posisi saat cedera dan lokasi cedera - Gambaran mekanisme cedera dan penyakit yang ada nyeri - Waktu makan terakhir - Riwayat pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sakit sekarang, imunisasi tetanus yang dilakukan dan riwayat alergi klien. Metode pengkajian 1 Metode yang sering dipakai untuk mengkaji riwayat klien S signs and symptoms tanda dan gejala yang diobservasi dan dirasakan klien A Allergis alergi yang dipunyai klien M medications tanyakan obat yang telah diminum klien untuk mengatasi nyeri P pertinent past medical hystori riwayat penyakit yang diderita klien L last oral intake makan/minum terakhir; jenis makanan, solid ada penurunan or liquid kualitas makan atau peningkatan E event leading to injury or illnes pencetus/kejadian penyebab keluhan 2 Metode yang sering dipakai untuk mengkaji nyeri P provoked pencetus nyeri, tanyakan hal yang menimbulkan dan mengurangi nyeri Q quality kualitas nyeri R radian arah penjalaran nyeri 9 S severity skala nyeri 1 – 10 T time lamanya nyeri sudah dialami klien b. Tanda-tanda vital dengan mengukur - Tekanan darah - Irama dan kekuatan nadi - Irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu pernafasan - Suhu tubuh c. Pengkajian Head to Toe yang terfokus, meliputi 1 Pengkajian kepala, leher dan wajah - Periksa rambut, kulit kepala dan wajah Adakah luka, perubahan tulang kepala, wajah dan jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda asing. - Periksa mata, telinga, hidung, mulut dan bibir Adakah perdarahan, benda asing, kelainan bentuk, perlukaan atau keluaran lain seperti cairan otak. - Periksa leher Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakhea miring atau tidak, distensi vena leher, perdarahan, edema dan kesulitan menelan. 2 Pengkajian dada Hal-hal yang perlu dikaji dari rongga thoraks - Kelainan bentuk dada - Pergerakan dinding dada - Amati penggunaan otot bantu nafas - Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera, petekiae, perdarahan, sianosis, abrasi dan laserasi 3 Pengkajian Abdomen dan Pelvis Hal-hal yang perlu dikaji - Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen - Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, alserasi, abrasi, distensi abdomen dan jejas 10 - Masa besarnya, lokasi dan mobilitas - Nadi femoralis - Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri gunakan PQRST - Distensi abdomen 4 Pengkajian Ekstremitas Hal-hal yang perlu dikaji - Tanda-tanda injuri eksternal - Nyeri - Pergerakan - Sensasi keempat anggota gerak - Warna kulit - Denyut nadi perifer 5 Pengkajian Tulang Belakang Bila tidak terdapat fraktur, klien dapat dimiringkan untuk mengkaji - Deformitas - Tanda-tanda jejas perdarahan - Jejas - Laserasi - Luka 6 Pengkajian Psikosossial Meliputi - Kaji reaksi emosional cemas, kehilangan - Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor pencetus seperti sakit tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan anggota tubuh ataupun anggota keluarga - Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang dimanifestasikan dengan takikardi, tekanan darah meningkat dan hiperventilasi. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan meliputi 1. Radiologi 11 2. Pemeriksaan laboratorium 3. USG dan EKG II. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai dengan kategori urgensi masalah berdasarkan pada sistem triage dan pengkajian yang telah dilakukan. Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman kehidupan Airway, Breathing dan Circulation. Diagnosa keperawatan Gawat Darurat yang dapat muncul pada kasus Gagal Ginjal Kronis antara lain 1. Perubahan pola nafas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen 2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan sisa sekresi yang tertahan pada saluran pernafasan 3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengeskresi air dan Natrium 12 ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA “Tn. R” DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DI IGD RSUD UNDATA PALU I. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat Tanggal Pengkajian No. MR 2. Penanggung Jawab Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat Hubungan dgn klien Tn. R 65 Tahun Laki-laki Pensiunan Islam Jln. Banteng No. 35, Kel. Tatura, Palu 22 Oktober 2012 Tn. 32 Tahun Laki-laki S1 Pegawai PT Bank Sulteng Islam Jln. Banteng No. 35, Kel. Tatura, Palu Anak 3. Pengkajian Primer Airway - Sumbatan Partial - Terdengar bunyi lendir pada leher Breathing - Tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan - Dyspneu - Takipneu - RR 34 x/menit Circulation - Akral dingin - Keringat dingin - Nampak anemis - Extremitas bawah oedema - Nadi cepat dan dalam 122 x/menit Disability a. GCS E4V5M6 b. Kemampuan motorik dan sensorik 6 4. Pengkajian Sekunder Riwayat Kesehatan Utama 13 Klien masuk dengan keluhan utama sesak nafas sejak kemarin. - Batuk berlendir - Terdengar bunyi lendir saat bernafas - Konjungtiva anemis - Mata cekung - Kedua ekstremitas bawah tampak oedema - Riwayat HD, jadwal hari rabu dan sabtu S Klien mengatakan sesak bernafas A Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi M Klien mengatakan mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter P Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit Jantung, Tekanan Darah Tinggi DM dan penyakit GGK sudah lama diderita klien. L Klien mengatakan sudah susah makan dan menelan E Klien mengatakan bahwa rasa sesak dirasakan secara tiba-tiba 5. Tanda-Tanda Vital TD 210/120 mmHg N 122 x/menit RR 34 x/menit S 36,8⁰C 6. Head to Toe Kepala I Mata cekung, Konjungtiva anemis, klien kesulitan berbicara P Tidak teraba adanya hematoma Leher I Klien nampak susah menelan makanan P Tidak ada benjolan A Terdengar bunyi lendir saat bernafas Dada Thoraks I Pernafasan kussmaul, simetris, tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan P Tidak ada kelainan A Terdengar ronchi pada kedua paru Jantung 14 A terdengar bunyi jantung III Gallop Abdomen I Tampak penggunaan otot-otot perut saat klien bernafas P Tidak teraba adanya massa P Bunyi kembung A Terdengar bising usus Ekstremitas I Tungkai bawah oedema P Teraba dingin pada ujung-ujung ekstremitas Integumen I Tampak agak pucat P Berkeringat dingin, turgor jelek 7. Pengkajian Psikososial - Klien nampak gelisah dan cemas dengan keadaannya - Takikardi 120 x/menit 8. Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis Radiologi Laboratorium Darah Pemeriksaan Lain - GDS 323 mg/dl - Ureum 109 mg/dl - Kreatinin 4,1 mg/dl - HCT 22,3 - WBC H 12,4 Terapi/Anjuran Medis - Infus Dextrose 5 % life line O2 masker 8 lpm EKG Foto Thorax Pasang alat monitoring Injeksi Bisolvon 1 amp/IV Injeksi Furosemid 1 amp/IV Injeksi Ceftriaxone 1 gr/IV Palu, ......................................2012 Mahasiswa, Pembimbing Klinik, ............................................... NIP. ............................................... ..................................................... NIM ................................................ Mengetahui, Pembimbing Akademik, .................................................. NIP.................................................. 15 II. ANALISA DATA KLASIFIKASI DATA DO - Gelisah - Takipneu - Cemas - Tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan - Klien tampak kelelahan - Terdengar lendir saat ekspirasi - Riwayat HT - Riwayat PJK - Takikardi - Nadi 122 x/menit - RR 34 x/menit DS - Klien mengatakan susah - Klien mengeluh capek DO - Terdengar suara lendir saat ekspirasi - Kesulitan saat berbicara - Dyspneu - Gelisah - Batuk tidak efektif - Nafas cepat dan dangkal - Irama pernafasan yang tidak beraturan DS - Klien mengatakan susah bernafas DIAGNOSA Perubahan pola nafas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sisa sekresi yang tertahan pada saluran pernafasan 16 Nama Tn. R TGL./JAM Usia 65 Tahun SUBJEKTIF 22-10-2012 Pkl. - Klien mengatakan susah bernafas - Klien mengeluh capek - - Jenis Kelamin L OBJEKTIF DIAGNOSA Gelisah Takipneu Cemas Tampak penggunaan otototot pernafasan tambahan Klien tampak kelelahan Riwayat HT Riwayat PJK Riwayat HD Takikardi Nadi 122 x/menit RR 34 x/menit Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen No. MR 51-73-26 PLANNING Diagnosa Medis Chronic Kidney Desease IMPLEMENTASI Pkl. Tujuan Mandiri Setelah dilakukan tindakan - Mengkaji tanda-tanda keperawatan, klien akan vital menunjukkan pola nafas - Mengatur posisi sesuai yang efektif dengan suplai keinginan klien oksigen yang adequat - Mengajarkan klien tehnik bernafas dan Kriteria Hasil relaksasi - Klien akan mengatakan sesak berkurang Kolaborasi - Klien tampak tenang - Memberikan O2 - Tidak terlihat simple mask 8 Lpm penggunaan otot-otot - Memasang Infus pernafasan tambahan dengan cairan dextrose - RR dalam batas normal 5 % life line - Melakukan Intervensi pemeriksaan EKG - Kaji tanda-tanda vital - Menghubungi petugas - Atur posisi klien laboratorium untuk senyaman mungkin pemeriksaan darah - Ajarkan klien tehnik lengkap bernafas dan relaksasi - Kolaborasikan dengan medis dalam pemberian therapy - Kolaborasi dengan tenaga laboratorium dalam pemeriksaan darah lengkap 17 EVALUATION S Pkl. - Klien mengatakan sesaknya berkurang O - Klien nampak lebih tenang - Infus terpasang dengan cairan D 5% life line - Hasil Lab  GDS 323 mg/dl  Ureum 109 mg/dl  Kreatinin 4,1 mg/dl  HCT 22,3  WBC H 12,4 - RR 28 x/menit - Nadi 98 x/menit A Tujuan Tercapai P - Pertahankan posisi klien - Lanjutkan pemberian O2 Simple mask 10 Lpm 22-10-2012 Pkl. Klien mengatakan susah bernafas - Terdengar suara lendir saat ekspirasi - Kesulitan saat berbicara - Dyspneu - Gelisah - Batuk tidak efektif - Nafas cepat dan dangkal - Irama pernafasan tidak beraturan Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sisa sekresi yang tertahan pada saluran pernafasan Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan memiliki jalan nafas paten dengan bersihan jalan nafas yang efektif Kriteria Hasil - Irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal - Klien dapat melakukan batuk efektif - Tidak terdengar suara lendir pada saluran pernafasan Intervensi - Instruksikan klien untuk batuk efektif - Informasikan kepada klien sebelum memulai semua prosedur tindakan - Kolaborasikan pemberian therapy Pkl. Mandiri - Menginstruksikan klien agar melakukan tehnik nafas dalam untuk batuk agar memudahkan keluarnya sekresi - Menginformasikan kepada klien setiap akan melakukan prosedur tindakan Kolaborasi - Memberikan injeksi Bisolvon 1 amp/IV - Memberikan injeksi Furosemid 1 amp/IV - Injeksi Ceftriaxone 1 gr/IV S Pkl. - Klien mengatakan masih agak susah bernafas O - Masih ada suara lendir pada saluran pernafasan - Irama dan frekuensi belum teratur - Klien dapat melakukan batuk efektif A P Tujuan belum tercapai - Instruksikan untuk terus melakukan tehnik batuk efektif - Pantau sekresi dan perhatikan kemungkinan resiko aspirasi Ttd, ......................... 18 ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN Diagnosa Medis Chronic Kidney Desease Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan menurunnya suplai darah pulmonal 2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sisa sekresi yang tertahan pada saluran pernafasan Tindakan Keperawatan Yang Dilanjutkan 1. Diagnosa Pertama - Pertahankan posisi klien - Lanjutkan pemberian O2 masker 10 liter/menit 2. Diagnosa Kedua - Instruksikan agar selalu melakukan batuk efektif - Pantau sekresi dan perhatikan kemungkinan resiko aspirasi Keadaan Umum Pasien saat pindah ruangan - Tanda-tanda vital - Masih ada bunyi lendir TD 200/100 mmHg - Terpasang O2 masker 8 liter/menit N 108 x/menit - Terpasang Infus dengan cairan Infumal life line RR 28 x/menit - Terpasang Kateter tetap S 36,8⁰C - Klien masih agak susah bernafas 19 DAFTAR PUSTAKA Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2, 2006, EGC, Jakarta Musliha, Keperawatan Gawat Darurat Plus Contoh Askep dengan pendekatan Nanda, NIC, NOC, 2010, Nuha Medika, Yogyakarta Herdman dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2009-2011, EGC, Jakarta Wilkinson J M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC Edisi Bahasa Indonesia, 2006, EGC, Jakarta 20 Hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam diperoleh sesak napas belum teratasi, pasien masih merasakan sesak dan terdapat suara ronchi. Kesimpulan: sesak napas pada An. A belum teratasi, terdapat suara ronchi dan pasien Gawat Darurat pada An. A dengan Kasus Pneumonia di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Daerah Balung METODE
100% found this document useful 3 votes1K views15 pagesDescriptionAsuhan Keperawatan Gawat Darurat Gagal Napas AkutCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes1K views15 pagesAsuhan Keperawatan Gawat Darurat Gagal Napas AkutJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
TensiDarah Tingginya Kembali Normal dan Sesak Nafasnya Hilang Gara-gara tensi darah tingginya, Nyonya Sri Waryani menderita gangguan jantung sejak 5 tahun terakhir. Akibatnya, dalam bekerja wanita 46 tahun ini cepat lelah. Baru-baru ini, penyakitnya bertambah satu lagi.
A. DEFINISI o PPOK adalah penyakit paru kronik dengan karakteristik adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya GOLD, 2009. o PPOK/COPD CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya Price, Sylvia Anderson 2005 o PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronchiale S Meltzer, 2001 o PPOK adalah merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru Bruner & Suddarth, 2002. § PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya Snider, 2003. B. KLASIFIKASI Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai berikut 1. Bronchitis Kronis a. Definisi Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut Bruner & Suddarth, 2002. b. Etiologi Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu 1 Infeksi stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae. 2 Alergi 3 Rangsang misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll c. Manifestasi klinis 1 Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang mana akanmeningkatkan produksi mukus. 2 Mukus lebih kental 3 Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan mukus. Oleh karena itu, "mucocilliary defence" dari paru mengalami kerusakan dan meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akan meningkat. 4 Dinding bronchial meradang dan menebal seringkali sampai dua kali ketebalan normal dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama dengan produksi mukus yang banyakakan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. Bronchitis kronis mula-mula mempengaruhi hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena. 5 Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas, terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi alveolar, hypoxia dan asidosis.
Tujuandari penelitian ini adalah untuk menerapkan teori dan mengetahui penerapan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien asma bronchiale di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen. Metode yang digunakan yaitu metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data.
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN ASMA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Gawat DaruratDISUSUN OLEH li!atun Khasanah"$"%% PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHGOMBONG2015 L&O'N KSUS KELOLNKSUS N & *erusia +, tahun- masuk IGD 'S . pada tanggal / maret 0"1- pukul "2"" 3I4dengan keluhan sesak na!as N & datang *ersama keluarga- saat pemeriksaan TT5 didapatkanhasil- TD 6 "7%" mmHg- N 6 2+ 87menit- '' 6 $+87menit Tingkat kesadaran N &9mpsmentis &engka;ian dilakukan pada tanggal / maret 0"1 pukul "2"" 3I4 Identitas Pasien Nama N & Umur +, tahun epat dan dangkal- kemudian pasien di*awa ke rumah sakit 'iwaat penakit dahulu pasien se*elumna = % tahun ang lalu pernah dirawat di rumah sakitdengan penakit ang sama tetapi tidak separah saat ini 'iwaat penakit keluarga keluarga pasien mempunai riwaat penakit asma aitu i*u pasien Pen$"a%ian P&i'e& irwa tidak terdapat adana sum*atan ?se>ret ataupun darah- lidah tidak ;atuh ke *elakang- pasien kesulitan *ernapas- *atukA*atuk- pasien kesulitan *ersuara- terdengar wheeBing 4reathing terlihat pengem*angan dada kanan dan kiri simetris- pasien kesulitan saat *ernapas-'' $+87menit- irama napas tidak teratur- napas >uping hidung- terlihat adana penggunaan tt *antu pernapasan ?sternkleidmastid- napas >epat dan pendek 9ir>ulatin TD "7%" mmHg- N 6 2+ 87menit reguler- nadi tera*a lemah- terdengar suara ;antung S dan S0 tunggal reguler- >appilar re!ille kem*ali C$ detik- tidak terdapat siansis-akral hangat Disa*ilit kesadaran pasien >mps mentis dengan G9S ?E/-M+-51- pasien mengatakan>emas tentang kndisina saat ini- pasien gelisah- terlihat tidak tenang- dan mengulang kataAkataE8psure ram*ut *eru*an dan kulit kepala tampak *ersih tidak terdapat hematma- tidak terdapat luka pada tu*uh pasien dan keluar keringat *anak Pen$"a%ian Se"nde& Tingkat kesadaran 9M0G9S E/51M+$Tanda  tanda ital TD "7%" mmHg- N 6 2+ 87menit- ''6 $+87menit- S6$ 9 6 /&emeriksaan !isik aKepala ram*ut *eru*an- kepala *ersih- tidak ada hematm *Mata ukuran pupil kanan7kiri ?$mm7$mm- rangsangan >ahaa pupilkanan7kiri ?F7F >Mulut siansis- muksa *i*ir keringdHidung tidak ada plip- *ersih- na!as >uping hidungeTelinga simetris- *ersih- tidak ada serumen!Leher tidak ada pem*esaran kelen;ar tirid- tidak ada peningkatan <5&gDada &aru  paru
  1. Εбрοд κሉкрθյабዐ ጪукт
    1. Озвሏմ брθሚէгቢшя
    2. Шոγ елиስюጵуψեዥ νетащиቫуለ вጻчюኸив
    3. Акрωкուσሀጯ н ጂωщብсл ዬ
  2. Иκቨвсθ оሕ
AskepGagal Nafas Pada Anak; Jika ada orang lain bersama anda, minta untuk menelpon 118 (gawat darurat) untuk minta bantuan. Jika anda sendirian tetaplah memulai RJP secepatnya, tidak usah berhenti untuk menelpon 118, lakukan RJP selama 1 menit, lalu telepon 118 gawat darurat secepatnya. - sesak napas yang progresif = sesak napas yang
0% found this document useful 0 votes128 views8 pagesOriginal TitleASKEP DYSPENUE sesak nafas Copyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes128 views8 pagesASKEP DYSPENUE Sesak NafasOriginal TitleASKEP DYSPENUE sesak nafas Jump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
berdahak pasien mengatakan sesak napas, pasien tidur ± 6-7 jam sehari dan tidur siang ± 1-2 jam DO : kantong mata bawah hitam, konjungtiva anemis Sesak napas dan batuk Gangguan pola tidur 5 DS : pasien mengataka badannya lemas, pasien mengatakan kepalanya pusing, pasien mengatakan sesak napas DO : pasien hanya ditempat tidur dan saat 100% found this document useful 2 votes2K views55 pagesOriginal TitleMAKALAH ASKEP KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAPASANCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes2K views55 pagesMakalah Askep Kegawatdaruratan Sistem PernapasanOriginal TitleMAKALAH ASKEP KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAPASANJump to Page You are on page 1of 55 You're Reading a Free Preview Pages 9 to 17 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 21 to 22 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 26 to 35 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 39 to 48 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
askepgawat darurat Kasus asma 1. sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Jadi asma merupakan penyakit akibat inflamasi atau peradangan pada saluran nafas
Download Free DOCXDownload Free PDFASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATEka Nur Saadah .
  • a2ovpaz63o.pages.dev/492
  • a2ovpaz63o.pages.dev/568
  • a2ovpaz63o.pages.dev/465
  • a2ovpaz63o.pages.dev/416
  • a2ovpaz63o.pages.dev/889
  • a2ovpaz63o.pages.dev/778
  • a2ovpaz63o.pages.dev/749
  • a2ovpaz63o.pages.dev/370
  • a2ovpaz63o.pages.dev/600
  • a2ovpaz63o.pages.dev/703
  • a2ovpaz63o.pages.dev/957
  • a2ovpaz63o.pages.dev/848
  • a2ovpaz63o.pages.dev/453
  • a2ovpaz63o.pages.dev/781
  • a2ovpaz63o.pages.dev/755
  • askep gawat darurat sesak nafas